Perempuann yang paling baik ialah perempuan yang apabila ia dipandang maka ia akan tetap menyenangkan, patuh apabila di perintah suami, pandai menjaga diri dan harta alias tidak membiarkan diri ngelayap kemana-mana”. Dari hadits ini disimpulkan bahwa sunnah menikahi perempuan cantik. Hanya saja sebagian Ulama menyatakan makruh menikahi perempuan cantik berlebihan karena kecantikan perempuan berlebihan itu akan sangat berpeluang untuk menghancurkan kecantikannya itu sendiri.
At-Taesir Syarah Al-Jami’-Shogir Syekh Al-Manawi
Apabila suami memberi uang belanja yang lebih dari cukup, selayaknya istri memberikan senyuman di hadapan suaminya. Apabila suami memberi uang belanja pas-pasan, istri tetaplah tersenyum dan tetap membuat suami nyaman memandang. Apabila suami terlambat memberi uang belanja, istri berusahalah untuk tetap bisa tersenyum. Bahkan apabila suami tidak sempat memberi uang belanja, berusaha keraslah istri untuk tetap tersenyum juga, tentunya di kala suami yang sedang berusaha mencari rezeki namun belum membuahkan hasil. Bahkan justru seorang istri harus mampu menghibur di tengah suami mengalami keresahan mencari rezeki. Bukan malah suami pulang ke rumah di cemberutin..
Sahabat, apabila dalam konteks perempuan yang paling baik itu harus pandai memberi senyuman kepada suami dalam kondisi apapun. Bagaimana kalau perempuan yang belum bersuami, dan agar termasuk perempuan yang paling baik, kepada siapa ia harus memberikan senyuman? Nah loh..?! Udah deh nggak usah repot-repot, senyum saja yang manis sama Abah .... Hehe